Kamis, 15 Desember 2011

Anak-anak Autiss (kelewat narsiss)

Check it out!!



Jilbab Rahma



Aku adalah gaun biru dengan garis ungu yang elegan. Dipajang di bibir toko dengan price tertinggi dan menjadi dambaan setiap wanita untuk memakainya. Sampai seseorang tersenyum memandangku takjub. Kau menyukaiku nona? Benar saja, kau membeliku tanpa fikir panjang. Aku memiliki majikan.

Lily, begitu orang biasa memanggil namanya. Gadis remaja polos dengan sejuta muslihat, umurnya baru menginjak 16 tahun, tapi kehidupannya yang selalu terkesan glamour membuatnya seperti nyonya besar saja. Ah, wajar.. dia kan kaya.. Aku dibelinya hanya untuk dipakai dalam sehari—ah hanya beberapa jam saja. Setelah itu aku hanya menjadi lap pajangan di gudang, miris rasanya. Astgfirulloh ya Alloh, tanpa sadar hamba telah mengumpat.

“Hai.. apa kau gaun mahal? Siapa namamu?” sapa seongok jaket merah muda di sebelahku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum—membalas senyumnya. Karena aku bingung harus menjawab apa. Aku memang gaun mahal, tapi aku tak memiliki nama, aku hanya ‘gaun’.. ya gaun, sebuah pakaian yang semestinya dipakai indah oleh seseorang.

“Hai, apa kau bisu?” tanya serempak sepasang sepatu di depanku. “Ah, tidak” ucapku merasa tidak enak, padahal aku tidak sombong kok! Sungguh! “Kita di sini menunggu apa ya.. em, aku ingin segera dikenakan indah oleh pemilikku..” Akhirnya aku membuka percakapan.

Kulihat mereka diam, tak ada yang menyahut, hanya saling pandang yang akupun tak mengerti arti dari setiap gerik diam mereka. “Ini gudang, kita sudah dibuang. Maksudku tidak akan pernah dikenakan lagi” Penuturan tuan dasi barusan membuatku membisu. Kenapa? Bukankah aku masih bagus, masih baru, mahal pula. Aku adalah gaun yang paling didambakan para gadis dengan desain keindahanku. “Kenapa? Aku masih bagus, dan kalian juga?” tanyaku sewaktu aku baru menyadari tak kulihat satupun barang kusut ataupun sudah tak layak pakai di tempat yang disebut gudang ini.

Mereka kembali terdiam, seperti merasa iba akan keberadaanku yang belum mengerti apa-apa. “Kau sudah mengenal Lily? Dia gadis glamour yang hidup dari keluarga berkecukupan, dia hanya mengenakan pakaian yang saat itu dia sukai.. kalau pun sudah tidak suka, dia tidak akan kesulitan untuk membelinya lagi.. ah, astagfirulloh.. apa yang aku katakan..” tutur sebuah arloji tangan yang langsung beristigfar menyadari perkataanya sama saja dengan menggunjing. Aku sekarang mengerti semuanya. Ya Alloh maafkan aku, bukannya aku ingkar akan takdirku, tapi bagaiman bisa aku berterimakasih padaMu jika kegunaankupun sangat nihil hanya dipakai sekali saja.. Ya Alloh, biarkan aku selalu bertasbih padaMu apapun yang terjadi. Amiin..

Meaw.. meaw..

Ups! Apa ini? Tubuhku melayang terayun-ayun kesana kemari, rupanya seekor kucing tengah menggigitku dan membawaku lari dari teman-temanku yang hampir saja aku merasa dekat dengan mereka. Tapi tak apa, aku akan mengikuti apapun takdirku dariMu ya Alloh.

Puk! Astagfirulloh,, tubuhku dijatuhkan si kucing di atas tumpukan tempat sampah yang tentu saja bau dan menjijikan, sampai sebuah truk sampah kembali membawaku ke tempat tumpukan sampah yang lebih banyak jumlahnya.

“Ah, indahnya..” Kulihat seorang bocah kumuh menghampiriku dan membawaku. Aku dicuci dan dilipatnya penuh kasih sayang. “Indah sekali..” puji bocah itu berkali-kali mengagumiku.

Bocah itu kemudian berjalan mendekati seorang gadis lusuh yang tengah menangis. “Rahma kenapa?” tanya bocah. “T-tidak apa-apa abang..” jawab gadis kecil yang bernama Rahma itu. “Ini!” Aku disodorkan, mungkin hendak dialihtangankan kepada Rahma? Benar saja, karena..

“Eh, ini punya siapa bang?” tanya gadis bernama Rahma itu polos. “Ini jilbab baru buat Rahma pergi mengaji. Ayo pakai, Rahma pasti cantik deh memakainya!” jawab si bocah yang ternyata kakaknya.

Aku tercengang. Jilbab? Aku kan gaun. Ya Alloh, apakah barusan takdirku beralih fungsi menjadi jilbab? Aku ingin sekali menitikan airmata bahagia jika saja aku memiliki kelenjar air mata. Terimakasih atas semua anugerahMu padaku ya Alloh..

Rahma mengambil dan membelaiku lembut, dia tersenyum, berlari dan langsung memakaiku. “Subhanalloh..” puji Rahma saat mendapati sosok cantiknya di cermin dengan gaun biru meski sangat kebesaran untuk ukuran tubuhnya yang masih kecil. “Abaang jilbabnya kebesaran!” lengking Rahma dari dalam gubuk rumah kardus. “Astagfirulloh Rahma, sejak kapan Rahma suka memakai baju kecil? Abang tidak pernah mengajarkan Rahma begitu..” nasihat si bocah saat mendengar Rahma adiknya berkata begitu.

Rahma terdiam, merasa malu akan perkataanya berusan. “Maaf abang. Tapi maksud Rahma, Rahma kesulitan berjalan dengan jilbab ini..” Rahma melihat abangnya tersenyum, lalu dia pun tersenyum manis, “Tapi tidak apa-apa abang, Rahma beneran suka kok!” tambah Rahma.

Si bocah masih tersenyum. “Abang punya peniti, sini biar abang lipat jilbab Rahma..” Bocah itu pun mendekat dan memasang peniti di setiap tubuhku yang menjuntai ke tanah. “Terimakasih abang!”

Rahma mendekap Al-Quran dan beberapa buku lusuh. “Asalamualaikum abang. Rahma janji akan jadi adik yang baik buat abang dan jilbaber pembela Islam yang gagah!” teriak Rahma sambil berlari bersama teman-temannya hendak pergi mengaji.

Teng..

Teng.. teng..

Priiiittttt!!!!!

Aku oleng bersama gadis kecil bernama Rahma itu, warna biru mudaku mulai ternoda dengan warna merah kental. Rahma terlindas kereta kota yang lewat. Aku terhenyak, meski aku hanya barang—benda mati, tapi subhanalloh.. aku bisa mencium aroma darah Rahma dengan jelas, begitu wangi.. Apakah ini bau surga Ya Alloh? Apakah ini balasan dariMu untuk hambaMu yang bibirnya selalu basah memuji namaMu? Subhanalloh.. AllohuAkbar!


Author by : Hana Kanzaki

Serdadu Anak-anak Autis

09/12/2011


Serdadu anak-anak kurang kerjaan yang hobinya makan tahu pedas padahal ga ada pedas-pedasnya, dan hari itu UAS selse dengan merauk untung besar gara-gara yang ngawas si babeh tukang molor. Dan mereka terdiri dari :

1. Amoeba lemot fans cireng yang biasa nongkrong dari jeruji besi sambil teriak ‘sapi! sapi!’, dan berharap si tukang cireng ngasih sapi buat dibikin sate.
Dia adalah..
KUTU MAYA NURAPIPAH KLONINGAN SAMA JUSTIN HIBER


2. Pelanggan setia bala-bala Umi, bahkan demi kesetiaanya itu dia mengukir sendiri dengan penuh keikhlasan bintik-bintil merah di wajah mulusnya. Dia adalah ICIH INDONESIA JAYA MERDEKA => INMAS RINI AGUSTUS

3. Bekicot yang biasa ngesot tiap jam istirahat buat ke perpustakaan bermaksud dengan buka-buka majalah ‘food & drink’ bisa ngilangin lapernya kantong jajan, yang namun niat terselubung untuk tidur di perpustakaan pada akhirnya tidaklah bisa disangkal.
Dia adalah..
HERNIH NURHAENIH KUNCORO KARTODIRJO MASIH SEPUPUAN SAMA MBAH EMPU TANTULAR


4. Adalah gue, manusia super cakep yang dibilang autis sama bapaknya sendiri dan hobinya makan baygon dengan ditemani lagu Doel Sumbang di bawah pohon kunyit
Yaitu..
KOKO ALFAWWAZ SLODOWSKA BONAPARTE PHOENIX SANJAYA


Oke, perjalananan dimulai dari arah barat daya tepatnya para narapidana keluar dari lubang buaya dengan lambaian pilu dari mang Udin sang satpam penjaga perbatasan. Merupakan tujuan utamanya adalah alun-alun Ciamis dengan keeksotisan pemandangannya yang tidak pernah lenyap dari para pelaku nista remaja, menjadi momok menarik penelitian ga penting kali ini. Walau jarak tempuh mencapai bermil-mil jauhnya, tapi dengan semangat bekicot para anak kurang kerjaan tetap bersikukuh melanjutkan perjalanan.

Dengan berbekal tahu pedas di masing-masing mulut yang diemut lama bermaksud menghemat, mereka pun berangkat mengandalkan mata belèk yang padahal masing-masing juga udah pada pengen pulang dan nemplok di atas kasur itupun kalau ada. Bermaksud mengabadikan momen indah yang padahal ga ada indah-indahnya, mereka mengambil beberapa gambar alay di tempat fenomenal 3 bangunan, di sana ada mesjid, gereja, dan kelenteng Cina. “Masuk kalo berani!” seloroh tukang ojeg yang tiba-tiba nyambung tanpa kabel waktu mendapati tim anak-anak kurang kerjaan lagi ber'alay ria di depan kelenteng Cina, dengan kekuatan Hulk mereka ngacir gara-gara liat si biksu udah menampakkan tanduk dari dalam pagar kelenteng.

Masih penasaran dengan batre digital gue yang belum juga koit, akhirnya 4 anak kurang kerjaan dengan posisi gue sebagai kameramen memutuskan buat mengambil gambar lagi di bawah pohon bunga sepatu yang namun di sini si KUTU kapacirit gara-gara kebanyakan makan tahu pedas. Si KUTU tewas seketika dengan lambaian pilu sambil memasuki angkot, namun dengan mulianya tuh anak berdoa sebelum kepergiannya, entah apa doa yang dipanjatkannya yang pasti doa orang teraniaya memang benar-benar diijabah.

Karena..

Tiba-tiba seekor gagak terbang jongkok mendarat buat berak dan berbaik hati mengangkut anak-anak kurang kerjaan ke tempat tujuan. Inikah doa dari si KUTU?? Gagak terbang yang kelaparan dikasih makan tahu pedas oleh si HERNIH di perjalanan, alkisah berubah wujudlah gagak terbang menjadi sang bango dan menurunkan kita di tengah jalan.

Gaya sok PKS, ICIH memutar jalan bermaksud mencari zebra cross buat menyebrang dan menemukan zebra cross di tempat awal kita memulai perjalanan, gerbang sekolah. Gue yang murka pun akhirnya mengeluarkan mantra buat gimana caranya bisa nyampe ke alun-alun Ciamis tanpa rasa lelah, dan diputuskanlah supaya tidak lelah kita ke sana melakukan jalan bebek dengan ransel 5 kg.

Sampai di arena tujuan utama yaitu alun-alun, semua merasa girang seperti dicabut nyawa setelah perjalanan yang melelahkan. Dengan gaya sok intelek korban kekenyangan makanan perpustakaan, HERNIH mengusulkan buat langsung melakukan bakar diri di bawah terik matahari langsung di atas replika bunga raflesia arnoldi tengah alun-alun kota Ciamis.

Merasa masih banyak hutang sama warung Umi, si ICIH menolak dengan bijak dan mereka pun beringsut ngesot bermaksud berteduh di balik batu, tapi niat itu harus ditelan bulat-bulat karena seluruh pelosok di alun-alun yang merupakan tempat teduh sedang dalam kontaminasi pasangan haram. Naujubileeeh~

Dengan bermuram durja mereka pun akhirnya memutuskan berteduh di bawah baloon shaphire blue biar adem. Sebelum tukang baloon dateng dan nyelonoh ngusir tentunya. Si ICIH maksa ngeluarin laptop yang belum lunas di deler bermaksud onlen gratisan make hotspot yang ada, tapi nasib balangsak memang melekat pada diri ICIH, hotspotnya tidak connect.

Lah gue? Gue sih masih sesekali ngelirik toko Nugraha di sebrang jalan sana berharap Choi Siwon keluar dan ngasih gue tablet PC merk GS Astra secara cuma-cuma.

Lanjut ke keadaan member kurang kerjaan yang sekarang beralih fungsi menjadi member ga ada kerjaan samasekali..

Setelah lebih dari 1 jam berjemur di tengah alun-alun taman raflesia Ciamis, merekapun dengan tebal muka berniat ngikut berteduh di pos Polisi LANTAS Ciamis saking ga ada tempatnya buat berteduh. Namun di perjalanan HERNIH tewas dikarenakan dehidrasi yang sudah sangat memprihatinkan, HERNIH melambai sambil memasuki angkot 09 tanpa mendoakan terlebih dahulu seperti tadi si KUTU.

ICIH yang merasa masih punya muka buat ga memasuki pos Polisi Lantas *padahal tadi ngaku PKS*, maksa narik gue buat menemui Izroil secepatnya. Dan tewaslah ICIH dan gue bersamaan dengan menghilangnya angkot 016 dari kerumunan kota.

- FIN -